Rem menjadi salah satu komponen pada kendaraan yang memegang peran sangat penting. Tanpa adanya fitur tersebut, maka laju mobil atau motor tidak bisa diperlambat. Cara kerja rem mobil cukup sederhana. Kampas akan ditempel pada piringan yang ikut berputar bersama roda. Semakin erat kampas menempel, maka laju kendaraan akan semakin menurun.
Zaman dulu, mengaktifkan kampas rem dilakukan dengan cara mekanis, yakni menggunakan tuas. Rem mobil model ini biasa disebut dengan istilah tromol. Lalu, kemudian berkembang menjadi rem cakram. Berbeda dari tromol, rem cakram menggunakan cairan khusus untuk menekan kampas ke piringan. Cairan itu dikenal dengan nama minyak rem.
Sama seperti pelumas mesin, minyak rem mobil juga memiliki masa pakai. Bedanya, oli mesin wajib diganti tiap beberapa bulan. Sedangkan, minyak rem harus dikuras dan diisi dengan yang baru dalam jangka waktu dua tahun.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya, rem menjadi kurang pakem dan muncul gelembung putih pada wadah minyak rem.
Busa bisa muncul, karena minyak rem mobil memiliki sifat menyerap uap air. Akibatnya, titik didihnya akan berkurang. Saat rem digunakan secara maksimal, panas yang dihasilkan dari gesekan kampas akan diserap oleh minyak. Karena titik didihnya berkurang, maka minyak rem bisa panas dan menimbulkan gelembung putih. Jika itu terjadi, maka akan mengganggu kinerjanya.
Selain oli mesin, cairan yang perlu diganti secara berkala pada peranti keamanan mobil adalah minyak rem mobil. Penggantiannya, disarankan harus sesuai buku petunjuk servis dari dealer.
Minyak rem terbuat dari bahan sintetis bersifat asam. Rem bekerja dengan mengubah energi gerak ke energi panas. Sehingga suhu rem saat sedang bekerja, bisa mencapai 200 derajat celcius. Dengan suhu setinggi ini, diperlukan cairan khusus yang lebih tahan panas, seperti minyak rem.
Waktu yang tepat mengganti minyak rem mobil
Penggantian minyak rem mobil umumnya dilakukan pada interval dua tahun atau pada 40.000 kilometer pemakaian. Tapi balik lagi, tergantung minyak remnya. Kalau yang murah, setahun aja sudah ngempos.
Apabila pergantian dilakukan lebih dari dua tahun, kandungan air pada minyak rem akan semakin banyak dan titik didihnya akan terus menurun.
Jenis rem mobil
Saat ini, pada dasarnya, ada tiga jenis rem yang populer dan biasa digunakan pada kendaraan-kendaraan konvensional.
Rem mobil tromol
Rem mobil jenis ini digunakan pada kendaraan lawas, seperti mobil dan motor klasik. Namun seiring berjalannya waktu, rem jenis ini dikembangkan dengan sistem hidrolik yang digerakkan melalui tekanan pelumas.
Cara kerja rem mobil tromol mengacu pada gesekan antara kampas rem yang menempel pada sepatu rem (brake pads) dengan tromol (drum brake) yang ikut berputar karena pergerakan kampas rem. Kelebihan rem tromol adalah mampu bekerja optimal walau kendaraan mengangkut beban yang berat.
Rem mobil angin
Rem ini sebenarnya adalah rem tromol dengan bantuan hidrolik yang digerakkan dengan tekanan angin, hingga populer disebut rem angin. Rem ini biasanya digunakan untuk kendaraan-kendaraan berat, seperti truk dan bus. Saat ini pengembangan rem angin sudah sedemikian canggih, sehingga rem jenis ini hampir tak mungkin lagi blong.
Rem mobil cakram
Ini merupakan jenis rem yang paling populer untuk kendaraan era modern, baik mobil maupun motor. Pada prinsipnya, rem ini dibagi atas tiga komponen, yakni disc (cakram), kaliper, dan kampas rem.
Cara kerjanya pun sederhana, rem mobil ini bekerja optimal dengan koordinasi pergerakan kampas rem dan kaliper yang digerakkan dengan tekanan pelumas (oli). Saat tuas rem ditarik pada motor, atau ditekan pada mobil, maka tekanan oli akan menggerakkan kaliper untuk mendesak kampas rem menjepit cakram yang berputar.
Nah Trada Family itulah jenis rem kendaraan, dampak, dan waktu mengganti minyak rem pada kendaraan yang tepat agar performa rem kendaraanmu selalu prima. Semoga informasi diatas bisa menambah wawasan dan bermanfaat untuk Trada Family semuanya.